kenangan jadi guru sekolah minggu

guru. pahlawan tanpa tanda jasa. tapi bukan tanpa kenangan 😀

tugas baru saya beberapa bulan terakhir ini adalah nganterin anak2 saya ke sekolah minggu. biasa, jadi inget cerita2 jaman dulu……

di gpdi padalarang, saya sempat jadi volunteer buat ngajar anak2 sekolah minggu. dari sekitar 7 tahun masa tugas itu, yang meninggalkan bekas paling mendalam memang sekitar 2 tahunan, waktu saya ditugaskan jadi guru sekolah minggu di cabang gereja kami di curug agung.

kelas sekolah minggu itu mengambil tempat di rumah sorang jemaat yang letaknya di dalam pasar, di daerah stasiun padalarang. ukurannya tidak terlalu besar. persis di depan gang yang menuju rumah itu, adalah tempat ngetem angkot kuning jurusan ciburuy-cipatat & cikalong. calo2 dan sopir2 angkot yang ngetem di sana walaupun galak2 tidak pernah mengganggu saya, karena dari awal saya selalu bersikap sopan dengan menganggukan kepala dan bilang permisi tiap kali lewat 😉

tidak seperti anak2 sekolah minggu yang datang sendiri ke gereja, di sekolah minggu stasiun ini sebagian besar anak2 harus dijemput ke rumah mereka. dari sekian banyak anak yang biasa saya jemput, ada 3 anak yang paling melekat dalam ingatan saya: alex, posman dan meina.

alex. biasanya masih tidur pules ketika saya sampai di rumahnya, sekitar jam setengah sepuluh pagi. neneknya yang biasa dipanggil emak akan menyuruh saya untuk langsung naik ke loteng yang letaknya persis di atas toko kelontong mereka, untuk membangunkan alex. tangga menuju lantai 2 rumah itu bukan tangga permanen yang stabil kalau diinjak. tapi tangga kayu reot yang sempit sekali.

sesampainya di atas, saya akan menemukan alex terbaring di atas kasur leceknya, dengan baju yang ga kalah lecek. bau iler dan pesing ompolnya bisa langsung tercium 😀

lalu saya akan membawa alex ke kamar mandi kecil di belakang rumah dan membersihkan badannya, alakadarnya. harus alakadarnya, karena kalau sampai benar2 bersih mungkin akan makan waktu beberapa hari 😀

“berangkat dulu ya tante..”
“iya, gih dah!”

posman. posman ini anak kesekian dari beberapa bersaudara. ada kakak dan adiknya yang juga ikut sekolah minggu di kelas saya. suatu hari, saya meminta posman untuk memimpin doa di kelas. mungkin karena dia anak yang pemalu, tugas sederhana itu jadi suatu beban yang sangat berat buatnya. di luar perhitungan saya, posman trauma. dia ga mau lagi ke sekolah minggu, takut disuruh mimpin acara doa bersama lagi. akibatnya, setiap minggu pagi, saya dan posman akan main kucing2an. berkali2 saya mergokin posman kabur dari rumahnya waktu saya jemput untuk sekolah minggu. suatu hari, karena sedang asik nonton tv, posman lupa untuk lari dan sembunyi. dia baru menyadari kedatangan saya waktu suara saya sudah kedengaran dari balik pintu. tak kehabisan akal, posman akhirnya sembunyi di kolong meja. tapi karena meja itu ukurannya lebih kecil dari badannya, saya bisa langsung menemukannya 😀

saya sudah tidak pernah ketemu dengan posman lagi. tapi saya dengar kabar kalau posman masih rajin datang ke gereja. syukurlah, kalau tidak tentu saya akan merasa sangat bersalah 😀

meina. gadis kecil yang cantik. kulitnya putih bersih, rambutnya panjang dan hitam. sayang engkongnya galak setengah mati. kedatangan saya di rumahnya hampir selalu disambut dengan ketus sama engkongnya.

“emangnya di gereja si meina lu orang kasih apaan?”

susah juga jawabnya, secara pulang dari sekolah minggu meina emang ga pernah bawa pulang barang2 yang keliatan. kecuali suvenir kecil yang isinya catetan ayat hafalan buat minggu depannya.

sampai hari ini saya tidak pernah lagi denger kabar tentang meina. dia dan keluarganya mungkin sudah pindah dari rumah mereka di belakang pasar curug agung itu. entah ke mana.

pasar tradisional yang becek dan sedikit kumuh itu belum banyak berubah sekarang. dan setiap kali saya lewat jalan di depan pasar itu, wajah2 murid2 sekolah minggu saya masih sering terlintas di kepala saya.

semoga tuhan memberkati kalian semua. amin…

Advertisement

7 thoughts on “kenangan jadi guru sekolah minggu

  1. pengalaman yg gak terlupakan ya les….

    Dulu aku juga sempet ngaar SM… dan harus jemput2 juga… walo terkadang capek… cuman senengnya ngalahin capeknya 😛

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s