Waking up in a beautiful city like Amsterdam was really something. Sesuatu banget! Rasanya saya begitu bersemangat. Saya punya setidaknya 12 jam penuh untuk mengeksplorasi kota cantik itu.
Jam 9 pagi, saya ketemu dengan Alex, seorang kawan baik yang kami kenal di Jakarta. Alex sudah tinggal di Amsterdam sejak tahun 70an. Dia seperti punya blue print kota Amsterdam di dalam kepalanya. Hafal betul dengan jalan2 dan bangunan2 dalam kota itu. Seperti seorang saksi sejarah, Alex banyak berbagi cerita tentang perkembangan Amsterdam. Dan saya merasa sangat beruntung.
Petualangan seru kami dimulai dari Waterlooplein. Sebuah alun2 yang terletak di pusat kota Amsterdam. Nama Waterlooplein diambil dari peristiwa Pertempuran Waterloo yang terjadi pada 18 Juni 1815, dimana pasukan Napoleon berhasil dikalahkan oleh pasukan Inggris-Belanda-Jerman. Pertempuran yang terjadi di dekat kota Waterloo yang terletak sekitar 15 km selatan ibu kota Belgia, Brusses ini merupakah akhir dari karir Napoleon di Kekaisaran Perancis.
Di salah satu sudut alun2 Waterlooplein, terdapat sebuah flea market, semacam pasar loak yang banyak dikunjungi wisatawan. Awalnya Waterlooplein Flea Market disediakan oleh pemerintah kota untuk para pedagang Yahudi, hingga ditutup pada tahun 1941 saat terjadi peristiwa pembantaian kaum Yahudi oleh Jerman Nazi dan dibuka kembali setelah Perang Dunia kedua usai.
Banyak barang2 antik yang unik dan menarik bisa kita temui di sana. Ada suvenir, kerajinan, tangan, lukisan, pakaian dan asesoris, bibit bunga tulip, bahkan sepeda. Dan yang mungkin hanya bisa kita temui di sana: cannabis! Mulai dari bibitnya, pohonnya, sampai berbagai produk olahan cannabis dijual bebas di sana. Seperti permen, manisan dan kue2 yang mengandung cannabis.
Dari Waterloopleinmarkt, perjalanan kami lanjutkan ke Rembrandtplein. Jaraknya hanya sekitar 10 menit jalan kaki. Tapi kalau males, kita juga bisa naik tram. Untuk keperluan berkeliling kota, saya membeli GVB Day Pass seharga 7,5 euro. Bisa dipake sepuasnya buat naik tram, bis atau metro.
Rembrandtplein atau yang juga dikenal dengan Rembrandt Square merupakan salah satu alun2 yang paling terkenal di Amsterdam. Nama alun2 ini diambil dari nama seorang seniman lukis terkanal Belanda, Rembrandt van Rijn yang pada tahun 1639-1656 menempati sebuah rumah tidak jauh dari situ.
Alun2 ini dulunya merupakan sebuah benteng yang dibangun untuk melindungi kota dari serangan musuh. Tempat yang sekarang menjadi lokasi monumen Rembrandt sendiri dulunya merupakan pintu gerbang masuk ke dalam kota. Sejak tahun 1665, kota itu mulai menjadi tujuan yang menarik bagi para petani dan peternak yang tinggal di sekitarnya. Mereka membawa hasil olahan ternak seperti mentega, susu dan daging untuk dijual di sana. Tempat itu kemudian dikenal dengan nama Botermarkt atau Butter Market. Sejak tahun 1668, pada setiap musim gugur, di sana akan digelar pesta rakyat dengan berbagai pertunjukan seni, tarian dan sirkus.
Pada tahun 1876, patung Rembrandt hasil karya seorang pemahat Belanda bernama Louis Royer diletakan di pusat alun2 kota itu. Dan sejak itu Botermarkt pun berubah nama menjadi Rembrandtplein. Dan sejak awal abad ke-20, di malam hari Rembrandtplein menjadi tempat berkumpulnya para seniman, anak2 muda dan buruh yang tinggal atau bekerja di sekitarnya. Menurut cerita Alex, dulu banyak seniman yang tidak punya tempat tinggal atau orang2 pendatang yang tidak punya tempat untuk menginap akan tidur di seputaran alun2 itu, dengan menggelar kain seadanya mereka tidur di bawah langit. Sekarang, di sekeliling Rembrandt square sudah dibangun banyak hotel, cafe dan restoran dan menjadi salah satu tujuan wisata yang banyak diminati.
-to be continued-