Tulis, gaโฆ
Tulis, gaโฆ
Tulis, gaโฆ
๐๐๐๐๐๐๐
Tulis aja deh, siapa tau ada yang baca dan dapat sedikit pencerahan.

FEAR KEEPS RILEY SAFE. (Inside Out, 2015).
Sejak wabah Covid-19 merajalela akhir tahun lalu, sudah ga terhitung banyaknya informasi yang saya dapat baik dari sosmed, whatsapp, ataupun cerita kawan. Mulai dari yang bentuknya broadcasted text, video, flyers, meme, foto2 dll.
Ada yang menarik dan bermanfaat.
Ga sedikit yang justru malah bikin jengah bahkan bingung.
Tapi saya tetap coba untuk mencerna semuanya, semampu saya.
Berbagai anjuran saya patuhi.
Menjaga kesehatan.
Menghindari keramaian.
Mencatat nomor2 kontak untuk kondisi emergency, dan lain lain.
Semua saya lakukan dengan cukup tenang. Waspada, tapi tetap tenang.
Semuanya berubah kemarin.
Pagi2 kami dikontak teman yang perlu bantuan untuk cari ambulans khusus untuk membawa PDP (Pasien Dalam Pengawasan; istilah yang digunakan bagi pasien yang menunjukkan gejala terinfeksi virus corona), dari RS Yadika di Pondok Bambu ke RS Siloam Kelapa Dua di Tangerang. Ternyata mencari RS yang bisa menangani PDP ini juga ga mudah. Beberapa RS besar yang menjadi rujukan (RSPAD dan RS Persahabatan) sudah penuh dan untuk sementara tidak bisa terima PDP.
Ga lama kemudian, kami menerima kabar dukacita, oom dari seorang sahabat kami, seorang dokter bedah senior di RSPAD meninggal dunia karena terinfeksi virus Covid-19.
Malam harinya kami mendapat kabar dari sahabat yang beberapa hari ini mengalami demam tinggi dan sesak nafas. Saya mencoba membantu dengan mencarikan RS dimana beliau bisa melakukan test Covid19.
– RSPAD sudah tidak bisa melayani test Covid sampai bulan April.
– RS Persahabatan melayani test Covid di Gedung Pinere pada hari kerja, jam 08.00-12.00 (021 4891708). Saya harus datang langsung untuk memastikan apakah test bisa dilakukan atau tidak, mengingat test yg masih dalam proses jumlahnya juga sangat banyak.
– RS Fatmawati tidak berhasil dihubungi. Call center tidak menjawab.
– RS Polri Bhayangkara hanya menerima pasien yang sudah positif corona, tidak ada layanan untuk test Covid19.
– RSAL Mintohardjo minta saya untuk kontak langsung ke Litbangkes Percetakan Negara di 021 4261088.
Ga gampang ternyata yaaโฆ
Kalau hanya baca berita2 dari orang yg ga kita kenal, mungkin memang ga terlalu berasa. Tapi saat kita ngeliat langsung apa yang terjadi dengan orang2 yang kita kenal, ternyata rasanya sangat berbeda.
Terus terang, saya merinding dan gemetar.
Saya ngalamin sendiri gimana susahnya cari RS dan ambulans buat PDP, padahal cuman buat 1-2 orang.
Bahkan dengan semua fasilitas layanan masyarakat, kemudahan teknologi dan network yang kami punya, tetap saja ga gampang. Apa kabar dengan saudara2 kita yang mungkin ga punya akses sebagus kita?
Dinas Kesehatan so far sangat koperatif, tapi harus diakui memang sarana dan prasarana kita sangat terbatas. Dan karena hari2 ini kasus PDP jumlahnya membludak, wajar saja kalau RS dan tenaga medis juga mulai kewalahan.
Pasien corona memang bisa sembuh, kalau ditangani dengan cepat dan tepat.
Tapi kalau jumlahnya begitu banyak, siapa yang mau ditangani duluan?
Dan siapa yang sanggup melayani segitu banyak dalam waktu yang begitu mepet?
Mungkin sudah saatnya kita mulai merasa takut.
Takut kalau kita masih ga sungguh2 menjaga kebersihan dan kesehatan kita.
Takut kalau kita bersikap pongah dan merasa sakti sehingga bersikap sembrono dan tidak hati2.
Takut kalau kita masih nekat kelayapan, karena bisa saja kita tertular atau menularkan virus seganas Covid19 ke orang2 di sekeliling kita.
Takut kalau suami/istri, anak2, orang tua terjangkit Covid19 dan kita ga bisa dapet RS yang bisa bantu merawat mereka.
Saya juga merasa takut.
Dan apakah saat saya takut artinya saya tidak beriman?
Tentu tidak.
Saya tahu kalau takut itu juga baik. Rasa takut adalah tanda bahwa otak saya masih berfungsi dengan baik. Dan rasa takut juga mendorong saya untuk bersikap hati-hati.
Fear keeps us safe.
Kiranya Tuhan menguatkan kita semua.
Memberikan kita hikmat dan akal budi untuk melakukan hal yang baik dan benar.
Stay safe.
Stay sane.
Tuhan memberkati โฅ๏ธ
_______________________________________________________________
UPDATE:
Teman2, berikut beberapa info baru yang saya kumpulkan dari rekan dan kerabat, berdasarkan mengalaman mereka. Semoga bermanfaat yaa…
– Sejak Jumat, 20 Maret 2020, RS St. Carolus sudah menyediakan layanan screening Covid 19 dengan biaya Rp. 850 ribu. Antriannya sudah sangat panjang bahkan di hari pertama layanan ini dibuka.
– Hingga Minggu, 22 Maret 2020, RS Siloam Tangerang masih bisa menerima PDP.
– Informasi resmi Pemerintah terkait pandemi Covid 19 bisa didapat di: COVID19.GO.ID dan 081133399000. Teman2 bisa save nomor Whatsapp di atas. Japri dan ketik “Halo”, maka akan keluar menu pelayanannya. Bisa juga melalui Hotline 119 ext 9.ย
– Sebagai info tambahan, kalau di Jaksel, jika ada tanda2 bisa langsung lapor ke Pak RT agar minta Dinkes Jaksel datang ke rumah untuk ambil sampel.
– Saat ini, jika ada orang yang meninggal di rumah, apapun penyebab kematiannya, maka pemakamannya akan dilakukan langsung oleh pemerintah (Dinas Pertamanan dan Pemakaman).
– Untuk pasien yang sudah positif terinfeksi Covid19, selama dirawat di RS tidak boleh dijenguk. Kemarin sore ada seorang Ibu Guru SDK Penabur yang meninggal, jenasah langsung ditangani RS hingga dimakamkan di malam hari yang sama. Pihak keluarga tidak diperkenankan ikut ke pemakaman.
Stay safe ya teman2 semua… โฅ๏ธ