my time machine #2 : rumah pak darmo

DSC03669 - Version 2 bertahun2 lamanya, kami sekeluarga ngontrak di rumahnya pak darmo, sebelum akhirnya Tuhan menghadiahi kami sepetak tanah ga jauh dari situ. di rumah pak darmo itu saya pertama kali belajar baca dan menghitung perkalian. di sana juga saya belajar puasa dan mendapatkan haid pertama saya.

rumah kontrakan kami itu tidak terlalu besar. ada satu ruang tamu kecil yang sekaligus berfungsi sebagai ruang keluarga dan ruang nonton tv. ada meja makan ala warung bakso yang menempel ke dinding dengan beberapa kursi bundar tanpa sandaran. 2 kamar tidur dengan ranjang susun terbuat dari besi. dapur kecil di dekat sumur. dan kamar mandi sederhana dengan bak air nyaris seukuran lapangan bola. muat untuk ngerendem 2 orang anak nakal yang sedang disetrap. ga lupa, ada satu sudut yang diisi sebuah bufet jati tua, tempat kami menyimpan perabot berharga, seperti cangkir2 teh yang hanya dipakai saat ada tamu, beberapa piring hiasan dari belanda, dan radio warna abu2 buatan jepang yang menjadi kebanggaan bangsa. di sana saya juga biasa duduk2 sambil mendengarkan siaran radio am dan sesekali ikut menyanyikan lagunya dian piesesha.

Malam ini tak ingin aku sendiri
Ku cari damai bersama bayanganmu
Hangat pelukan yang masih ku rasa
Kau kasih kau sayaaaang…..

lagu yang aneh untuk dinyanyikan anak es de kelas lima.

persis di seberang rumah pak darmo dulu ada pos ronda kecil yang cukup representatif. saya dan adik perempuan saya pernah disetrap alm. papi karena mematahkan anak pohon pisang yang beliau tanam di samping rumah kami. akibatnya kami  dikurung di pos ronda itu selama berjam2. saya nangis2 bombay. dan adik perempuan saya memilih untuk menghabiskan masa kurungan kami itu dengan nyanyi dan joget2.

di belakang rumah pak darmo ada pohon kupa besar yang buahnya manis sekali. saya biasa memunguti buah2 kupa yang berjatuhan di tanah, melapnya dengan baju dan langsung memakannya. pohon buah langka ini akhirnya diabadikan sebagai nama gang tempat kami tinggal. gang kupa. saya rasa cuman satu2nya di dunia…

di bawah rindangnya pohon kupa itu juga saya dan teman2 kecil saya biasa melakukan rendezvous dan berdiskusi mengenai permainan apa yang akan kami pilih hari itu. engkle, gobak sodor, cutik, luncat karet, atau sekedar masak2an pake daun sama tanah. apa kabar mainan2 itu sekarang ya?

setelah kami pindah dari sana, pak darmo merenovasi rumah itu. sekarang rumah itu sudah terlihat lebih mentereng dan modern. dan setiap kali saya lewat di depannya, bayangan anak perempuan kecil dengan rambut lurus kecoklatan masih sering terlintas di benak saya… malah jadi kayak film horor dong yaa… hehehe 😀

ah, sudahlah…. waktunya loncat keluar dari si time machine… dan berpindah ke mesin cuci 😉

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s