Gadis di Ruang Tunggu

Nonton film pendek ini membawa ingatan saya melayang pada Sadi.

Dua puluh dua tahun yang lalu.
Saat itu saya sudah jadi mahasiswi.

Suatu hari saya mendapat undangan dari adik2 kelas saya di SMA, diminta menjadi pendamping mereka untuk acara camping di Gunung Puntang Garut. Tentu saja saya tidak menolak. Jaman segitu, naik turun gunung memang masih jadi kesukaan saya. Macam orang tak ada kerja ya? Biarlah. Saya suka bau tanah basah dan aroma pucuk pohon pinus di pagi ini.

Anyway,

Mobil truk tentara yang membawa rombongan tiba di kaki Gunung Puntang saat hari mulai senja. Saat itu langit mendung dan kami berusaha mendaki kaki gunung secepat yang kami bisa. Bukan pekerjaan mudah, apalagi dengan bawaan yang seabreg banyaknya.

Ketika akhirnya kami tiba di area perkemahan, titik air dari langit betul2 sudah tidak bisa ditahan lagi. Berlomba dengan gerimis, saya membantu adik2 kelas untuk mengatur dan mendirikan tenda. Sayangnya, kami kalah cepat dengan hujan. Belum sempat tenda kami berdiri, hujan sudah tumpah. Bukan hanya hujan, tapi juga petir dan angin kencang.

Anak2 belasan tahun di sekeliling saya mulai panik. Ada yang menjerit2 ketakutan, ada yang menangis minta pulang, ada yang tertawa2 sambil saling dorong dengan temannya. Dan ada seorang anak laki2 bertubuh tinggi tegak, duduk di bawah sebuah pohon besar tidak jauh dari tempat saya mencoba mendirikan tenda. Iya, anak laki2 itu duduk dengan tenangnya,  sementara saya berjuang menarik tali dan memasang patok2 dibawah guyuran hujan.

Hujan akhirnya reda. Dan malam itu kami lewati dengan menyalakan api unggun, mengadakan renungan malam, menyanyi bersama, dan membakar jagung. Acara berjalan lancar. Saya sempat melirik anak laki2 yang tadi duduk2 di bawah pohon. Dia ikut menyanyi dan tertawa gembira seperti kawan2nya yang lain.

Keesokan harinya, saat sarapan pagi, anak laki2 itu kembali mencuri perhatian saya. Saya sempat melirik piring makannya. Dia baru menghabiskan setengah porsi makannya. Anak itu menyendok makanannya dengan cara yang sangat rapi. Sisa makanan di piringnya terlihat seperti bentuk setengah lingkaran yang nyaris sempurna.

Ada sesuatu yang menggelitik hati saya saat itu.

“Anak yang pake baju putih itu namanya siapa ya?”

“Yang sedang makan di bawah pohon itu ya, Kak? Itu Sadi, anak kelas 2 Biologi. Anaknya pinter, Kak. Dia suka bantuin temen2nya kalau ada yang kesulitan dengan pelajaran. Anaknya juga ramah dan periang, ga pernah keliatan susah atau murung. Dia juga ga suka ngerepotin orang lain, dan pernah minta diperlakukan istimewa”

“Lho, memangnya dia kenapa?”

“Oh, Kak Lesca belum tau ya? Sadi itu ga bisa liat, Kak…. “

Saya kaget. Seperti ada burung garuda yang jatuh dari langit, tepat di atas kepala saya. Saat itu baru saya mengerti, kenapa Sadi hanya duduk diam di bawah pohon saat hujan deras turun tadi malam, membuat saya jengkel karena dia hanya menonton saya dari kejauhan, tanpa sedikit pun berusaha untuk menolong. Dan saya merasa sangat bersalah.

Sontak penilaian saya terhadap Sadi berubah seratus delapan puluh tujuh derajat. Kami pun berkenalan dan sempat beberapa kali mengobrol.

Setahun kemudian.

Suatu siang, telpon di rumah saya berbunyi. Dari Sadi. Dia menelpon saya dari telpon umum di dekat sekolah kami. Sadi pamit akan pulang kampung ke Nusa Tenggara. SMA nya sudah lulus, tentu saja dengan nilai yang sangat memuaskan.

Itulah terakhir kalinya saya bicara dengan Sadi.

Saya tidak tau di mana sekarang Sadi berada. Tapi saya yakin, saat ini Sadi bahagia dengan hidupnya….
Amin.

PS:
Kalau ada di antara teman2 yang saat ini merasa sudah menjadi orang yang paling susah di dunia, cobalah untuk melihat Gadis di Ruang Tunggu ini…

Have a grateful life, everyone!

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s