Sang Mercusuar.

Dari semua pulau yang saya kunjungi di Belitung kemarin, pulau Lengkuas adalah yang paling sulit dilupakan. Pasti karena pulau ini yang satu2nya punya mercuar yaaa…. 😀

Image

Waktu merencanakan perjalanan ke Belitung, saya sama sekali ga kepikiran bakalan nyoba naik ke puncak mercusuar ini. Ngebayangin tangga 18 lantainya aja dengkul saya udah gemeteran. Iyaaa…, saya memang takut sama ketinggian. Derajat ketakutannya nyaris sama dengan ketakutan saya sama kecoa, nyebrang jalan raya dan dideketin ayam jago. Semuanya bikin perut saya mual.

Tapi demi melihat semangat anak2 yang berkobar2, serta adanya provokasi dari inflight megazine-nya Garuda yang saya baca dalam perjalanan ke sana, akhirnya saya berhasil mengumpulkan nyali saya buat naik ke puncak mercusuar. Di majalah itu saya liat foto pulau lengkuas yang diambil dari puncak mercusuar. Cantiiiikkkkkk sekali. Jadi pastilah meng-capture keindahan itu dengan mata kepala sendiri akan jadi pengalaman yang ga terlupakan. Disamping itu, saya juga harus menjaga harga diri di depan anak2. Apa kata mereka kalau sampe ibunya ga berani nemenin mereka naik ke puncak mercusuar? Bisa diejek2 bertahun2 saya sama mereka…. 😀

DSC01425

 

Mercusuar tua nan gagah ini adalah bangunan peninggalan jaman Belanda yang sampe sekarang masih berfungsi dengan baik sebagai penuntun lalu lintas kapal yang melewati atau keluar masuk Pulau Belitung. Dibangun pada tahun 1882 setinggi 65 meter dengan 18 lantai di dalamya. Ada total 313 anak tangga yang harus kita jejaki untuk bisa sampai ke puncaknya.

DSC01393

 

Bangunan itu keliatan begitu tua sekaligus kokoh. Pintu2nya tinggi tegap mengingatkan saya pada almarhum papi yang galak sekaligus ganteng. Di dalam ruangan lantai dasar yang paling luas itu kita bisa mendengar gema suara kita sendiri dengan jelas. Saya merasa agak ngeri dibuatnya. Saat anak2 saya berteriak2 kegirangan, saya seperti mendengar gema suara mereka laksana sepasukan tentara Belanda yang mau menyerang kota. Ini mungkin karena saya terlalu banyak nonton Fox Channel.

DSC01396

 

Tangga untuk naik ke puncak mercusuar terbuat dari besi yang sangat kuat dengan bentuk sedikit melingkar. Semakin tinggi, semakin sempit karena bentuk bangunan yang mengerucut di bagian atas. Beberapa bagian anak tangga sudah rusak dan kehilangan pijakannya, bikin kita harus membuat langkah lebih besar untuk bisa melewatinya. Mur dan baut yang melekatkan lempengan besi yang satu dengan lainnya berukuran nyaris sebesar telur bebek. Berbaris berderet2 dengan rapi dan diam selama ratusan tahun. Benar2 pasangan mur dan baut yang setia. Seperti almarhum oma saya dan suaminya.

Image 21

 

Jendela2 tua di tiap lantai mercusuar tidak kelihatan kalah rentanya. Sebagian sudah tidak punya engsel yang berfungsi. Ada yang terkunci rapat, ada pula yang dibiarkan terbuka dan diganjal dengan potongan besi dan diikat dengan kawat baja. Dibalik jendela2 yang tampak merana itu kita bisa menyaksikan pemandangan pulau lengkuas yang luar biasa cantik. Pemandangannya berbeda2 dari tiap lantai. Makin tinggi, makin cantik sekaligus ngeri.

Jendela2 besi itu mengingatkan saya pada para leluhur. Yang walaupun pada masa tuanya sendi2 tulangnya sudah sulit buat digerakan, mereka bisa tetap menunjukkan kepada kita betapi cantik dan mengerikannya hidup.

 

Image 6

 

Melewati 18 lantai sebuah bangunan tua mungkin sama beratnya dengan menyuruh diri sendiri untuk bangun jam 4 pagi di hari Sabtu yang tenang karena anak2 libur sekolah. Butuh kemauan dan kebulatan tekad. Dan kebulatan tekad saya saat itu berhasil mengantar saya sampai di puncak mercusuar yang telah menjadi pahlawan navigasi perairan Belitung selama ratusan tahun. Di sana sebuah bola lampu raksasa bersemayam dengan tenang.

DSC01411

Dan tibalah saat yang ditunggu2 itu. The moment of truth!
Apakah pemandangan yang saya temukan di atas puncak mercusuar itu secantik saya saya liat di layar komputer dan flight megazine Garuda?

Image 17

 

Tebakan saya benar. Pemandangan pulau, pantai dan laut di sekeliling mercusuar ternyata 1000 x lebih cantik dari yang saya lihat di gambar. They are undeniable gorgeous!

Pulau Lengkuas

 

 

Dan pengalaman berharga lain yang berhasil di capture saat itu adalah, saat saya berhasil mengalahkan rasa takut dan malas saya. Saat kami sekeluarga bersama2 menaiki satu persatu anak tangga hingga sampai ke puncak. Sambil saling menjaga dan menguatkan hati satu sama lain. Dan akhirnya bersama2 tertawa lebar menyaksikan keindahan yang TUHAN sudah siapkan buat kami.

Image 15

Duren Sawit, 18 Juli 2015.
Menceritakan pengalaman perjalanan ke Belitung, 20-24 Juni 2015.

 

 

 

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s